Sabar, khususnya ketika mendapatkan kesulitan adalah menjaga hati dari menggerutu, menjaga lisan dari berkeluh kesah dan menjaga diri dari perbuatan yang terlarang. “Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah”. (HR. Bukhari). Ketika mencoba sabar,saat itu kita telah memutuskan memberikan semangat untuk pantang menyerah,efeknya luar biasa kita bisa berpikir jernih atas masalah yang dihadapi dan menanamkan harapan untuk bangkit menuju keberhasilan. Dengan sabar kita akan dapat menangkap hikmah dari cobaan tersebut. Sabar menjadikan kita semakin tangguh dalam mengarungi hidup. Kita akan mengerti bahwa kesusahan adalah cara Allah agar kita tambah dewasa,tambah kuat,tambah menghargai hidup. Cobaan datang karena Allah sayang pada kita sebagai peringatan ketika kita khilaf. Segala yang mudah didapat akan mudah menghilang,segala yang susah didapat akan susah hilang,misalnya kita lihat buah durian yang sulit dibuka dan durinya menyeramkan ternyata isinya lezat
Hidup membawa kesempatan,dan dari kesempatan muncullah pertumbuhan, bagi beberapa orang,”kesempatan” dianggap sebagai masalah,bukan sebagai balok penyusun pertumbuhan, perubahan pun dapat disambut atau ditolak,pilihannya ada pada diri kita. Ketika kehidupan memunculkan tantangan dan rintangan,kita dapat memandang setiap kesempatan sebagai sebuah tantangan seraya menemukan kekayaan yang mungkin termuat didalamnya dapat meningkatkan kualitas kita. Dengan sabar kita merangkul rasa takut dan berhadapan dengan tantangan sambil mencari keuntungan dan kesempatan atas pertumbuhan yang ditawarkan. Lihatlah bagaimana bayi merasakan sakitnya awal pertumbuhan gigi,merasakan susahnya merangkak,sakitnya merupakan cara tubuh dan jiwa memunculkan potensi baru.
Sehingga sabar membuat kreatif ketika sampai saat kedatangan musibah atau penderitaan lalu kita bersyukur dengan harap cemas,”Alhamdulillah,Kemampuan baru apalagi yang akan diberikan Allah kepadaku?”
Kemampuan yang diberikan Allah kita gunakan untuk berusaha lebih baik, kemudian kita pasrahkan / tawakal pada Allah dengan sepenuh keyakinan karena “Siapakah Kita seHingga Harus Menyerah Pada Selain Allah???”. Dengan totalitas kepercayaan kepada Allah dan niat tulus ini maka kita menyimpulkan “JIKA SAYA BERPIKIR AKAN BISA ,MAKA SAYA PASTI BISA”
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (Al-Baqarah:155).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar